Tuesday, June 22, 2021

Tips Memilih Produk Makanan IDEAL Bag 1

Pada tulisan kali ini dan insyaallah akan disambung dengan beberapa tulisan berikutnya, saya akan menjabarkan tentang detail dari tulisan sebelumnya memilih produk yang laku untuk dijual dan secara khusus akan dibahan mengenai produk makanan biar tetap dapat fokusnya.

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Telah disebutkan pada artikel sebelumnya mengenai beberapa syarat yang mudah untuk dilakukan agar produk kita mudah diterima dan laris dipasaran, diantaranya adalah:

1. Small VS Big

2. Bermain dengan Warna

3. Bentuk Unik

4. Rasa 

5. Bahan Baku

6. Proses Memasak

7. Konsep Unik

8. Menggunakan Nama Horor


Artikel kali ini kita fokus pada poin nomor satu dulu ya.....

Pertama adalah Ukuran yang bisa dimainkan didalam memilih produk makanan, Contohnya dibawah ini adalah sempat ngetrend-nya nasi liwet dengan ukuran jumbo dan bisa dimakan oleh beberapa orang sekaligus. 

Dimana nasi liwet ini sendiri bukanlah makanan baru, melainkan makanan jadul yang dinaikkan/promosikan kembali agar orang mudah ingat tentunya dengan beberapa modifikasi didalamnya seperti ukuran yang super besar, serta alasnya menggunkan daun pisang, dan tak lupa  mangkuk tempat lauknya menggunakan bahan dasar tanah liat.

Konsep memperbesar ukuran ini sendiri sangat mudah untuk dilakukan, dan begitu pula sebaliknya ketika kita memperkecil ukuran dari makanan kita juga tentu sangat mudah.


sumber gambar IDN Times

Pola pikir Besar VS Kecil ini banyak dgunakan oleh produk yang sudah banyak beredar dipasaran, yang saya ingat ada beberapa produk misalkan saja:

1. Bakso Jumbo VS Bakso Kerikil












2. Burger Buto VS Burger imut

    semua gambar contoh ini diambil dari IDN Times

3. Nasi Goreng Jumbo









sumber gambar hipwee

4. Burrito sebesar bayi

5. Mie Keroyokan















6. Pizza Hut diameter 1 meter















Dan bilamana Anda masih ragu dengan super besarnya ukuran beberapa makanan diatasnya, maka hal yang perlu dicatat adalah "hal mengejutkan" yang kita tambahkan kedalam produk makanan itu saja sebenarnya sudah cukup. 

Beberapa kali saya menemukan makanan yang ukurannya lebih besar ataupun lebih kecil dari kebanyakan produk yang dijual dipasaran. di kota batu saya menemukan sate kambing dan sate ayam yang ukurannya lebih besar dari sate kebanyakan, tidak besar banget tapi hal itu sudah cukup menjadi "pembeda" diantara produk sejenis.

Dan saya juga sangat menyukai bakso kerikil di dekat rumah, karena ukurannya yang mini sehingga terlihat imut memang membuat pembeda yang cukup signifikan.

Ada pula sahabat saya, Cak Cholis dengan brandnya "Soto Abas" yang memilik banyak cabang di surabaya dan malang ini juga melakukan diferensiasi mengecilkan porsinya dengan harga yang "seolah" dibanting membuat banyak orang datang dan menikmati soto Abas.

Bermula dari banyaknya orang yang membeli soto ayam dengan porsi setengah, namun karena harga modal yang tidak cukup untuk memberikan harga yang setengah membuat Cak cholis memutar otak mencari solusi WIN WIN solution. Dan ketemulah dengan membuat porsi separuh tapi si penjual tetap untung Masyaallah.

sumber gambar gotravelly

Tentu saja, ukuran adalah sebuah "IDE" dimana Anda bisa bermain seperti anak kecil yang tertawa dan bergembira ketika menuangkan sebuah ide. Jangan merasa terpaksa dan kaku didalam menuangkan sebuah ide. 

Saya pribadi ketika memikirkan sebuah ide, maka saya akan mengamboil secarik kertas dan saya akan mencorat coret kertas tersebut, tidak peduli habis 1 rim kertas juga tidak masalah, asalkan ide itu tidak menjadi bisul yang harus dipencet dulu baru keluar.

Pakailah metode "mindmap" untuk mempermudah proses kreatif Anda, dan jangan lupa tetaplah bahagia....

Pakailah metode yang Anda suka dan yang penting adalah PRAKTEK bukan teori.


Salam Hangat dari saya, 




















ROZI
Lonelyepreneur Di Kota Batu, Malang

Wednesday, June 16, 2021

Kejar Terus Meski Sering Gagal


Ada kalanya di awal memulai usaha sendiri, kita memulai usaha dimulai dari apa yang kita bisa lakukan. Misalkan saja, istri jago masak soto yang menurut kita Uendez Top Markotop, maka berikutnya kita akan cenderung untuk memulai jualan soto di awal bisnis kita. Apakah ini salah? tentu saja tidak, karena ada 4 (empat) cara dalam memulai usaha yakni:

1. Mulai dari produk/keahlian yang ada disekitar kita
2. Membeli paket usaha yang sudah terbukti berhasil sebelumnya, atau bahkan sebaliknya membeli hak usaha yang belum pernah berhasil sebelumnya
3. Belajar ilmu mengenai usaha yang menurut kita akan berhasil
4. Kerjasama dengan orang yang sudah berhasil dalam usahanya

Dan ada beberapa opsi lainnya yang mungkin belum saya sebutkan diatas, tapi intinya adalah kita segera memulai usaha dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Namun, dengan berjalannya waktu, mungkin saja usaha yang kita rintis tersebut belum membuahkan hasil seperti yang kita inginkan, dan akhirnya kita memutuskan untuk memulia usaha yang lainnya. Misalnya awalnya jualan sepatu dan karena belum berhasil maka kita menutup usaha sepatu ini dan mungkin akan memulai jualan soto saja yang lebih mudah menurut kita.

Dan demikian seterusnya, hingga akhirnya kita sampai pada suatu titik dimana apapun yang kita usahakan kok selalu gagal ya? pada titik terendah ini mungkin kita mulai goyah dan ingin kembali lagi bekerja menjadi karyawan seperti dulu yang nyaman karena kantornya ber AC dan gaji pasti setiap bulannya.


Saya sendiri pernah mengalaminya, pada titik terendah saya waktu itu saya memutuskan untuk melamar kerja di Pulau dewata Bali, dengan dibantu oleh teman. Akhirnya saya datang dan bertemu dengan manajer area dari sebuah perusahaan fashion disana. 

Namun, karena saya menyebutkan semua pengalaman kerja saya beliau terkejut dan bingung. Beliau bilang, mas dengan pengalaman kerja sampeyan yang seperti ini, kita bingung mau gaji berapa? Mungkin karena saya menyebutkan pernah bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar dengan posisi yang cukup bagus dan ditambah lagi pernah menjadi direktur dari perusahaan yang pernah saya rintis bersama partner usaha sebelumnya.

Intinya adalah saya sudah putus asa waktu itu, dan bersedia untuk bekerja apapun juga untuk mendapatkan uang. Karena saya sudah memiliki anak dan istri yang juga harus diberikan nafkah, dan sudah menjadi kewajiban seorang suami menjadi perantara dari Allah untuk memberikan nafkah tersebut. Hal inilah yang membuat saya tidak boleh putus asa terlalu lama, dan memilih untuk mengumpulkan kembali semangat hidup yang sempat pudar karena sudah ditelan oleh kekalahan bertubi-tubi yang saya dapatkan dari beberapa usaha sebelumnya.

Singkat cerita, saya mesti ketemu dengan pemilik dari perusahaan ini di Jakarta, karena sang area manajer tidak memiliki wewenang untuk memutuskan menerima pegawai dengan spesifikasi seperti ini. Dan dari hasil wawancara terakhir inilah saya diterima diperusahaan tersebut dan diserahi area penjualan di Jawa Tengah dan Kalimantan.

Namun Allah sang maha kuasa dan menentukan nasib hambanya memiliki skenario cerita yang berbeda dengan yang saya rencanakan. 

Sebelum hasil dari wawancara ini saya bertemu seorang sahabat di Bekasi dan Allah memberikan peluang usaha melalui teman saya ini. ALLOOHU AKBAR!!!


Sampai hari ini, usaha tersebut tetap menjadi perantara saya dan keluarga mendapat rejeki dari Allah. bahkan dari hal yang paling tidak terpikirkan sebelumnya inilah Allah memberikan rejekinya kepada kami. Istilahnya "Ditampol oleh Rejeki Nomplok!" 😄.

Inti dari cerita ini adalah, tetaplah mengejar mimpimu meskipun "tabungan semangatmu" mulai luntur dan hilang serta mencapai titik terendah. Karena kita tidak pernah tahu skenario dari Allah yang telah menciptakan kita dengan segala detail skenarionya yang bahkan tidak bisa dinalar oleh akal sehat kita yang memiliki RAM dengan kecepatan rendah ini ha..ha..ha.

Ada sebuah quotes yang sangat cocok untuk menemani kita disaat susah yaitu:

"Walaupun sering gagal, jangan putus asa terlalu lama. Karena semakin keras benturan yang kita terima itu berarti semakin dekat kita dengan bisnis yg tepat untuk kita".

Putus asa boleh,
Hilang Semangat boleh,
Tapi jangan pernah lupa untuk bangkit kembali ya saudaraku


Salam Hangat dari saya,
Rozi
Lonelypreneur di Kota batu, Malang

Wednesday, June 9, 2021

Memilih Produk yang Laku Untuk Dijual

Ada kalanya didalam menentukan produk apakah yang ideal untuk dijual, kita kebingungan memilih mesti memilih yang mana.

Singkat saja saya akan merangkum beberapa kriteria produk ideal versi saya selama ini. Mungkin saja juga cocok menurut teman-teman yang lain.

Kategori Produk Olshop:
1. Ukuran Kecil
2. Bukan Cair
3. Bukan Bahan Terlarang untuk dikirimkan
4. Profit Besar
5. Repeat Order Tinggi

Kategori Produk Makanan:
1. Small VS Big

sumber gambar lazada

sumber image : ngalam.co

2. Bermain dengan Warna


3. Bentuk Unik

4. Rasa 



5. Bahan Baku



6. Proses Memasak

7. Konsep Unik


8. Menggunakan Nama Horor


Sedangkan untuk kategori jasa diantaranya sebagai berikut.

Kategori Jasa:
1. Membutuhkan Sedikit Tenaga Kerja
2. Bisa Dikalikan
3. Sedikit pekerjaannya
4. Profit Besar
5. Minim modal Peralatan

Karena panjangnya pembahasan mengenai pemilihan produk ini, maka tulisannya akan saya pecah beberapa bagian biar lbh enak menjabarkan satu persatu.

Oh iya, tulisan ini saya ambil dari materi seminar saya 10 tahun yang lalu, jadi butuh beberapa update pada tulisan selanjutnya. Sampai ketemu lagi


Salam Hangat dari saya, 



















ROZI
LonelyepreneurDi Kota Batu, Malang

Tuesday, June 8, 2021

Focus is About Saying NO!

Kata ini pertama kali saya dapatkan dari Cak Steve Jobs, dan membuat saya cukup lama tertegun dan mulai mengingat banyak hal yang sudah pernah dialami sebelumnya.

Rupanya, sebagai seorang yang berasal dari suku Jawa, atau banyak suku lain di Indonesia memang pada umumnya memiliki sifap yang terkenal ramah, dan tidak enakan pada orang lain. Hal ini membuat saya sering kali mengalah dan membiarkan orang lain yang menentukan hidup saya.

Namun pada suatu titik, akhirnya saya memutuskan hanya akan mengikuti kata hati, dan "FU*K to others", atau kata Liem Sio Gie "GO TO HELL AM****A.

Pada waktu itu, saya memiliki beberapa unit usaha yang memang belum ada yg cukup besar, namun sok banyak bisnis untuk dikerjakan dalam waktu yang berbarengan.

Singkat cerita, saya memutuskan hanya fokus pada usaha yang saat ini saya tekuni.
Menutup mata pada hal lain yang berseliweran di benak pikiran dan seringkali menyentil untuk di coba. 

Alhamdulillah, sedikit demi sedikit usaha saya mulai menunjukkan hasil dan secara konstan mulai tumbuh hingga saat ini merupakan penghasilan utama saya.

Memang pada awalnya sangat sulit untuk mulai fokus hanya pada satu hal saja. Misalnya saja, saya mulai menutup semua akun medsos pribadi dan tidak menonton tv dan tidak oula membaca berita baik media cetak, online dkk.

Sy menjadi "kupdate" (kurang update), dan ketika orang mulai ngomong hal yg update saya hanya bisa melongo saja kala itu. Namun secara perlahan saya mulai terbiasa dan hidup saya kok malah tenang dan bisa tidur dengan sangat nyenyak, dan ini yang membuat perut saya semakin tambah ukurannya ha..ha..ha...

Sampai-sampai semua grup di WA saya yg membahas hal diluar topik yg diperkenankan oleh grup maka saya langsung keluar dr grup tersebut. Hal yang banyakembahas SARA dan lain sebagainya.

Satu hal yang membuat saya memutuskan pindah ke Sidoarjo pada tahun 2016 dan kemudian pada tahun 2020 saya memutuskan untuk menetap di Kota Batu Jatim yaitu semakin banyak orang yang tidak mengenal saya akan membuat hidup saya semakin tenang.

Karena saya dulu ketika tinggal di Bogor, cukup banyak yg "memanfaatkan" untuk diundang ke seminar maupun banyak yang mengajak kerjasama tapi cuman dibalas dengan ucapan terimakasih. Bukannya saya tidak mau, tapi saat ini saya lebih memutuskan untuk membesarkan bisnis dan menikmati hobi saja. 

Intinya adalah ketika Anda tidak pandai menolak rencana lain, maka bersiaplab menyusun rencana baru!

Salam Hangat,

ROZI
Entrepreneur Penyendiri