Monday, April 27, 2009

Think the Opposite


Suatu hari, saya melewati sebuah pemukiam kumuh dipinggiran Jakarta.

Saya bertanya pada teman yang kebetulan ada disebelah " Kok mau ya, orang-orang ini hidup dan tinggal diatas sungai yang kumuh dan bau???"

Bukan bermaksud apa-apa, cuma waktu itu terlintas dipikiran saya "Kok ada ya, orang hidup seperti ini"

Sungguh jawaban yang saya terima diluar dugaan.
Dengan entengnya teman saya bilang "Lha...kita sendiri, kok mau kerja diperusahaan ini dengan segala keterbatasan yang kita miliki. Kok mau-maunya?????"

Naaaahhh.... loohhh. Seperti disambar geledek rasanya mendengar jawaban ini.

Sayapun berpikir " Oh..iya juga. Kenapa saya mau menjalani hidup seperti ini??? jangan-jangan ada orang lain yang berpikiran sama dengan saya waktu itu. Mungkin mereka juga melihat saya dan bertanya, kok ada ya..orang yang hidup seperti itu?????"

Memang terkadang kita kerap berpikiran dari satu sudut pandang saja.
Istilah "rumput tetangga lebih hijau" mungkin banyak di yakini oleh banyak orang.

Padahal kalau kita melihat dari sudut terbalik, mungkin malah lebih banyak orang yang melihat keberhasilan kita melebihi apa yang sudah dicapainya.

Alhamdulillah ya Allah.... 
setelah satu persatu mensyukuri apa yang telah hambamu dapat
Ternyata sungguh segala fikiran negatif yang pernah muncul menjadi hilang dan diganti dengan rasa syukur yang berlimpah.

Rupanya kehidupan memang tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, sama halnya dengan dua sisi mata uang yang harus dilihat tidak hanya dari satu sisi.

Hari itu saya belajar...... rupanya sudah waktunya saya berubah menjadi lebih baik yang tentunya dengan segala resiko yang saya hadapi.

Wish me luck


Fatchur Rozi

"Bodohnya" Bob Sadino


Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda-beda dan menerjemahkan perjalanan hidupnya pun tak akan sama kedalam petuah-petuah kata yang bermakna.

Demikian pula dengan sosok Bob Sadino yang bernadzar untuk tidak membawa ilmu yang dimilikinya keliang kubur sebelum di ajarkan kepada anak bangsa ini.

Berikut tulisan-tulisan Beliau, semoga bermanfaat.

1. Terlalu Banyak Ide - Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

2. Miskin Keberanian untuk memulai - Orang “bodoh”biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh”sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar”telalu banyak pertimbangan.

3. Telalu Pandai Menganalisis - Sebagian besar orang “pintar”sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh”tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

4. Ingin Cepat Sukses - Orang“Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

5. Tidak Berani Mimpi Besar - Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh”tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi - Orang “Pintar”menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.

7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai - Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

8. Maunya Dikerjakan Sendiri - Orang “Pintar”berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan - Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.

10. Tidak Fokus - Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh”tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

11. Tidak Peduli Konsumen - Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang“bodoh”?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

12. Abaikan Kualitas -Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

13. Tidak Tuntas - Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh”mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

14. Tidak Tahu Pioritas - Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh”? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas - Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

16. Menacampuradukan Keuangan - Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

17. Mudah Menyerah - Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

18. Melupakan Tuhan - Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

19. Melupakan Keluarga - Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

20. Berperilaku Buruk - Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri.

Sumber ; Bob Sadino

Monday, April 6, 2009

Karyawan dilarang berbisnis


Kadang saya bertanya dalam hati, kenapa seorang karyawan susah menjadi entrepreneur.

Saya berandai-andai, kira-kira apa ya alasan kenapa para business owner susah sekali ngelepasin kita sebagai karyawan. Sampai dibuatin kontrak khusus dengan diembel-embeli denda yang bahkan kita nggak bakalan mampu bayar.

Para business owner  memiliki alasan kenapa Karyawan dilarang berbisnis yaitu :

1. ada orang yang mau bekerja maksimal dengan bayaran minim 
2. males ngerjain sendiri
3. males bangun pagi dan menghadapi kemacetan
4. pingin belanja kapanpun dia mau tanpa harus antri di kasir bahakan kalo perlu tinggal telpon
5. males pake baju berdasi dan enakan pake kaos oblong bermerk yg nyaman di badan
6. tidak suka dimarahi dan diatur yang gak penting
7. ingin menghabiskan seluruh waktunya buat keluarga dan anak tercinta
8. suka beramal dan bebragi manfaat bagi banyak orang
9. meneladani rosululloh sebagai entrepreneur sejati & sebagai kholifah dimuka bumi

Semoga ini hanyalah khayalan dan tidak terjadi di dunia nyata.

Semoga hari-hari kedepan menjadi jauh lebih bernilai dan bermanfaat bagi umat dan bangsa Indonesia pada khususnya amin.

Salam Sukses Mulia

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.rajasendal.com
021-237-505-99

Sunday, April 5, 2009

Gak ada bisnis yang salah


Pagi ini, entah kenapa tiba-tiba saya teringat sahabat sekaligus mentor saya di dunia usaha yakni mas Mughits. Saya telponlah beliau dan alhamdulillah diangkat.

Kami mengobrol cukup panjang, tapi ada sesuatu yang menarik menurut saya. 

Ternyata apapun bisnis yang kita jalani, mulai dari garment, properti, produksi, bahkan motivator sekalipun ternyata semua itu benar. Kalau bisnis jualan sapu lidi aja bisa sukses apalagi kalau jualan baju (logikanya).

Brad Sugar mengungkapkan "If we work hard, it's meant that our business didn't". 
Saya ketawa mengingat kata-kata ini, rupanya ini mengena sekali dengan kondisi saya saat ini.
Bisnis jalan, kayawan ada tapi saya masih aja sibuk(atau sok sibuk mungkin he..he..)

Artinya, dalam menjalankan sebuah bisnis bisa diandaikan ada beberapa tingkatan :
1. Level TK maksudnya yang masih pingin tapi belum action
2. Level SD udah punya usaha tapi masih self employee
3. Level SMP, usaha udah jalan, karyawan ada tapi kita masih banyak sibuk
4. Level SMA, usaha udah jalan dan udah ada manager yg handle beberapa divisi pekerjaan. tapi kita masih sibuk
5. Level S1, usaha jalan dan ada GM yang menghandle para manager
6. Level S2, A profitable enterprise that work's without me

Rupanya kesadaran ini membangunkan saya dari mimpi.
Ternyata roadmap untuk terus naik level masih panjang, artinya ada tahapan-tahapan yang harus saya lalui.

Terima Kasih mas Mughits for Making me up from my dream

Saya bertambah semangat, bagaimana dengan anda

Semoga Bermanfaat

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.rajasendal.com
021-237-505-99

Saturday, April 4, 2009

Kegiatan Hari ini



Wuuuihhh...Capek juga seharian keliling bareng keluarga.

Pagi hari dimulai dengan mbak Evi berkunjung ke rumah untuk kulakan sandal alhamdulillah.

Terus kami berwisata ke taman Mekarsari, capek jalan-jalan. Tapii yg aneh kok ada ya melon berbentuk kotak asli lagi...

Terus kami mendapat undangan untuk bermastermind di Depo, lokasinya sih keren Man.
Ada dilokasi Kubah Mas, persis seperti nama MM Kubah Mas Depok.
Selamat bergabung di TDA MM Kubah Mas Depok, semoga membawa berkah Amin.

Salam Dahsyat!!!

Fatchur Rozi