Wednesday, November 24, 2010

Duit Kayak Jenggot

12905945481160753213

Hari ini saya berbincang dengan teman dalam perjalanan menuju daerah bekasi

Kami melewati daerah pabrik yang diantaranya adalah milik pengusaha besar Indonesia
Dan tidak tanggung-tanggung dijalan yang sama kami menemukan 2 pabrik yg bergerak dibidang yang berbeda dan merupakan milik orang yang sama

Kemudian obrolan kamipun mulai berganti topik menjadi nilai kekayaan seseorang

Enak sekali ya orang kaya itu? kata teman saya

Kenapa mas? kata saya

Orang kaya kalau punya duit gak habis habis sampai tujuh turunan
Sampai-sampai duit mereka itu kayak Jenggot
Begitu dipotong, langsung tumbuh lagi

Oooh…

Saya cuma membayangkan……
Bagaimana ya kalau seumpama Jenggot….. eeh salah, uang saya kayak Jenggot  :D
Waah….mungkin enak sekali hidup ini

Salam Hangat,

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.imucu.com

Friday, November 12, 2010

Klemben VS Roti

"The Future doesn't Equal with your past"
Masa depanmu tidak ada hubungannya dengan masa lalu

Kesuksesan yang kita dapatkan dimasa depan tidak terpengaruh apakah kita orang miskin maupun orang susah dimasa lalu, yang dapat mengubahnya hanyalah perbuatan kita saat ini

Kalau dalam pepatah Jawa ada kata "klemben klemben Roti roti"
Biyen biyen saiki yo saiki
Dalam bahasa indonesia kurang lebih berarti dulu itu dulu, sekarang ya urusan sekarang

Kata penyemangat ini pada awalnya saya anggap hanya isapan jempol semata

Namun setelah menjalani kehidupan saat ini serta melihat teman-teman saya
Akhirnya saya sadar, bahwa ini benar adanya

Sedikit cerita tentang masa kecil saya
Saya lahir di Surabaya dari keluarga miskin, dan saya tidak memiliki Ayah diusia 2 tahun
Tinggal ibu yang menghidupi keluarga dengan kerja serabutan

Seringkali ibu saya ini berpuasa dengan sahur segelas air putih
Belakangan saya tahu, bahwa waktu itu memang kami tidak memiliki cukup makanan
Saya sering makan hanya dengan lauk kecap dan kerupuk

Untuk buku sekolah saja, ibu sering mengais dan menjahit dengan benang buku lama saya untuk dipakai kembali
Buku itu dijahit karena kami tidak mampu membeli yang baru

Namun kini keadaan telah berubah...
Kini saya bersama teman memiliki sebuah perusahaan dengan banyak karyawan
Sungguh perubahan yang sangat dramatis

Lalu ada teman saya yang memiliki cerita berbeda
Namanya Tritian atau biasa dipanggil Ryan pemilik Mushrom Factory

Dulunya dia ditolak hanya untuk melamar pekerjaan sebagai cleaning service
Namun bukan Ryan namanyak kalau berputus asa

Dia terus berusaha untuk menjalani hidup menjadi lebih baik
Hasilnya sungguh luar biasa, kini dia memiliki banyak sekali outlet dan restoran
Kaya hanya dengan jualan jamur
Kami sering menjulukinya "wonder boy"

Jadi....
Apakah anda akan terus berusaha meskipun saat ini sedang susah?
Atau anda hany menyesali nasib yang menimpa saat ini?

Itu semua pilihan anda
Mau pilih klemben atau roti  :):):)

Salam Hangat,

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.imucu.com

Wednesday, November 10, 2010

Mahatma Gandhi & Sepasang Sandal

Sebuah kisah sederhana namun penuh makna dari seorang Guru India Mahatma Gandhi

Begini ceritanya

Mahatma Gandhi hendak pergi kesuatu tempat dengan menggunakan kereta api
Tak lama berselang Kereta api yang trelihat butut itupun datang  dan para penumpang berjejal naik

Lalu kereta berjalan pelan, dan ketika makin cepat, seorang pria di salah satu pintu itu berteriak, “lebih cepat sedikit” sambil mengulurkan tangan ke seseorang dengan pakaian khas dan kacamata bulat, yang sedang terengah-engah berlari.

Orang dengan pakaian aneh itu tak lain adalah Mahatma Gandhi. Dengan pakaian yang seperti baju Ihram itu, cukup ribet juga ketika berlari.

Ketika tangan Gandhi bertemu dengan tangan temannya yang sudah di pintu kereta, musibah terjadi, bahwa sandal di kaki kanannya tersangkut dan terlempar.

Sehingga ketika sudah di atas kereta, sandal sang pejuang kemerdekaan India itu tinggal satu, di kaki kirinya. Gandhi berjongkok. Ia ambil sandalnya dan segera melemparnya keluar.

Temen-temannya terheran-heran, dan menanyakan mengapa Gandhi melakukan itu.

Gandhi menjawab, “Yah, bayangkan saja orang yang mengambil sandal tadi. Orang itu tidak akan bisa menggunakan jika hanya ada satu sandal. Namun sekarang, sepasang sandal itu akan berguna bagi siapa pun yang mengambil dan memakainya”.

Kita tahu bahwa, Gandhi tidak hanya meninggalkan sepasang sandal dalam kisah di atas.
Ia juga meninggalkan keteladanan serta kearifan meskipun itu datang hanya dari sepasang sandal



Lalu bagaimanakah kita menanggapi suatu kejadian???
Semoga kitapun semakin dewasa...

Salam Hangat,

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.imucu.com

Monday, November 8, 2010

Dari hampir Bangkrut menjadi No.1 di Asia ala Tupperware


Sungguh kesempatan yang sangat langka akhirnya saya dapat bertemu dengan Pak Nur Kuncoro yang pernah berada diposisi puncak Tupperware Indonesia (the real big bos)

Saya bersama mas Arys "Bakso Bakar" dan pak Rawi "Prakom" yang dengan sangat bersemangat untuk belajar dari orang besar seperti beliau ini. Mengingat kesibukan beliau yang sangat luar biasa.

Ada pelajaran menarik  yang kami dapatkan, berikut cuplikan yang kami dapatkan :

Tupperware masuk ke Indonesia di awal '90an
Selama 6 tahun kehadirannya di Indonesia perusahaan ini selalu merugi
Puncaknya disekitar tahun 96 perusahaan ini sudah sangat dekat dengan kebangkutan

Secara kebetulan pak Nur Kuncoro direkrut untuk menjadi pucuk pimpinan diperusahaan yang sedang krisis ini

Pada awalnya, beliau tidak pernah menyangka bahwa perusahaan ini bahkan lebih parah kondisinya dari yang dibayangkan sebelumnya
Disamping terus merugi, diantara para karyawan juga tidak saling menyapa waaah kacau

Namun akhirnya beliau mencari sumber dari permasalahan yang ada dengan melakukan pertemuan dengan para petinggi perusahaan dan para mitra (distributor)

Rupanya para mitra merasa keuntungan yang didapat tidak dapat menutupi biaya operasional yang yang ditanggungnya

Singkat cerita, keuntungan para distributor dinaikkan dengan syarat harus memenuhi quantity target yang ditetapkan oleh tupperware

Rupanya manajemen lama diperusahaan ini lebih memikirkan keuntungan sesaat, dimana kalau mau survive ya ambil keuntungan sebesar-besarnya dengan mengorbankan para mitra

Dengan pengalam beliau, akhirnya divisi keuangan disuruh menghitung ulang keuntungan yang didapat selama ini
Dan didapatlah minimal quantity penjualan agar perusahaan tetap survive tapi para mitra juga dapat untung
Ditetapkanlah diskon yang diinginkan para mitra dengan imbalan sistem target

Rupanya strategi ini berhasil, penjualan meroket 200% dari sebelumnya
Dan yang lebih menarik, kerugian selama 6 tahun dapat tertutup hanya dengan 1,5 tahun penjualan Woooh..fantastis!!!

Pelajaran menariknya adalah...
Perusahaan kita mesti memikirkan mitra terlebih dahulu dibandingkan dengan ketakutan berlebihan kita sendiri
Dengan memberi tentu kita akan menerima

Perusahaan kami mesti segera mengadaptasi sistem ini
Bagaimana dengan anda?

Salam Hangat,

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.imucu.com

Ledakan Ide

Ketika mengisi kuliah kewirausahaan di Bina Sarana Informatika Salemba saya mendapati generasi muda yang sangat "Luar biasa"
Berbeda sekali dengan generasi saya yang "Biasa diluar" (dalam arti yang sesungguhnya suka main disawah he..he..)

Mahasiswa sekarang sudah sangat Aware dengan entrepreneurship
Bahkan beberapa diantara mereka sudah memiliki usaha yang cukup potensial dimasa depan

Namun, ada juga yang sangat cerdas dan memiliki begitu banyak ide dikepalanya
Contoh sederhananya :

Saya mau membuat tempe mendoan dengan varian rasa strawberry, coklat dll (luar biasa....applause)
Saya ingin membuat telor asin berbagai rasa (applause.....)
dst....

Namun ketika kita melakukan sesi coaching one on one
Kita teliti lebih detail mengenai aplikasinya didunia nyata...
Mereka masih jauh dari sempurna, tapi okelah khan masih belajar

Beberapa dari generasi muda ini masih mengedepankan kendala dibandingkan solusi
Contohnya :
Saya masih muda dan belum berpengalaman.....
Saya tidak punya modal (butuh modal 35jt buat buka toko tas)
Saya tidak punya waktu karena mesti bekerja dan kuliah

Namun manajemen kampus BSI memang saya akui sangat tanggap dengan fenomena ini
Mereka langsung mendatangkan para praktisi usaha untuk mengajari mahasiswanya berwirausaha

Saya membayangkan diantara ratusan mahasiswa ini nantinya akan menjadi konglomerat di Indonesia sekelas Ciputra, Chaerul Tanjung, dkk yang kaya bukan dari warisan

Sungguh maju bangsa ini bila generasinya seperti mereka
Generasi yang tegar dan tidak manja mengemis pekerjaan dari pemerintah

Terus maju Generasi Muda
Tapi jangan lupa....Ide harus bisa diaplikasikan didunia nyata....

Salam Hangat,

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.imucu.com