Sunday, December 19, 2010

Naturalisasi Keuangan

Sumber Foto : Kompas.com

Kata naturalisasi saat ini sedang ngetrend di negeri ini. Terutama setelah Timnas Indonesia tampil gemilang di piala AFF. Dua orang bintangnya adalah Irfan Bachdim pemain Persema yang lahir di Amsterdam serta Christian Gonzales yang berasal dari Uruguay.

Mereka memang bukan lahir dan besar di Indonesia
Namun jangan tanyakan soal nasionalisme mereka pada Indonesia
Bahkan saya pribadipun sempat malu dengan mereka berdua
Sebegitu bangganya mereka dengan Indonesia dan rela berjuang habis-habisan untuk negeri ini

Disaat "kita sendiri" bahkan kurang bangga dengan Indonesia
Mereka muncul dan mengusik rasa nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia
Malu rasanya diri ini

Lalu apa hubungannya dengan kita sebagai warga negara Indonesia?

Dengan lebih mencintai Indonesia serta bangga sebagai Indonesia  kita bisa melihat begitu banyak peluang dibandingkan melihat Indonesia dari sisi negatifnya
Kita bebas memilih, apakah mau maju atau mundur
Dalam Markplus Conference 2011 di Rits Carlton beberapa hari yang lalu
Saya dibuat tercengang bahwa GDP Indonesia saat ini adalah US$ 3200
Coba bandingkan dengan GDP kita tahun 2009 yang cuma US$ 2349
Bahkan tahun depan kita bisa menggeser posisi Rusia dalam urutan negara maju di tahun 2011

Coba bandingkan dengan saat krismon 1998 GDP kita hanya sebesar US$ 400
Bandingkan dengan India yang ditahun 2009 cuma memiliki GDP US$ 1000
Saat ini kita sudah mengungguli mereka

Apa maksudnya...
Kalau diterjemahkan dalam bahasa sederhana kurang lebih seperti ini
Rata-rata masyarakat Indonesia saat ini memiliki penghasilan sebesar Rp.2.373.000 perbulan 
Apabila dihitung kurs US$ 1 = Rp.8900 atau sebesar Rp.28.480.000 pertahun

Artinya....
Masyarakat yang makmur dengan pendapatan menegah akan semakin banyak
Daya beli semakin tinggi
Demand semakin membesar dan butuh untuk "dipuaskan" :)

Contoh nyatanya adalah...
Apakah anda merasa bahwa sekarang kita bisa membeli barang yang dulu kita tidak bisa membelinya
Atau makanan apa yang dulu kita tidak mampu makan, tapi sekarang kita bisa membelinya kapanpun kita inginkan
Menarik bukan?

Masyarakat dengan pendapat lebih besar tentu akan mengkonsumsi lebih banyak juga
Mereka menjadi lebih cerdas dan tidak terpaku pada brand tapi pada nilai dari suatu produk
Contoh nexian yang bisa menempati posisi ke-3 untuk penjualan Handphone
Lalu pada kemana merk mahal itu? (mungkin kelaut he..he..)

Produk dengan kemasan kecil akan lebih banyak dibutuhkan
Lihat saja coca cola yang sekarang mengeluarkan kemasan sekali minum
Begtu juga dengan merek makanan dan minuman lainnya

Jadi...
Mari kita back to basic
Ayo kita penuhi kebutuhan yang semakin besar ini
Kalau bukan kita, maka pemain lain yang akan mengisinya

Ayo Naturalisasi mental dan keuangan kita
Tentunya tanpa perlu sewa pemain luar negeri
Cukup mental kita yg dibentuk untuk berpikir kreatif dan berpikir lebih global

Aku Bangga menjadi Indonesia!!!

Salam FUNtastik!!!


Fatchur Rozi
www.imucu.com
http://fatchur-rozi.blogspot.com

Sunday, December 5, 2010

Gempa Tektonik dalam jagat pemasaran Indonesia 2011


Sangat menarik ketika mengikuti tulisan dari Yuswohadi pagi ini

Indonesia diprediksikan bakal menjadi negara maju dan sudah tidak lagi negara berkembang pada tahun 2011. Dengan jumlah penduduk 240 juta, Indonesia adalah negara besar dengan kekuatan ekonomi yang bakal sejajar dengan negara-negara besar lain seperti Cina, India, Brasil, atau Rusia.

Lho kok bisa???
Pernahkah kita memperhatikan tanda-tanda dibawah ini :

1. Mall nenjadi sangat ramai
2. Ramainya bandara (melebihi terminal dan stasiun) ini tanda banyak orang mampu beli tiket pesawat
3. Macetnya kota besar yang berarti semakin banyak yang mampu beli mobil tapi belum diikuti infrastruktur yg baik
4.Life style yang berubah
Starbuck begitu sukses di negeri ini. Atau, McDonalds dan KFC sekarang sudah berubah model, bukan fast food lagi, tapi sudah menjadi kafe. 

Coba saja Anda datang ke McDonalds dan KFC yang 24 jam, pada pukul 12 malam, pasti ramainya minta ampun. Mereka tak sekedar makan, tapi kongkow-kongkow, ada yang kerja dengan laptopnya, ada juga yang melakukan business meeting.

Transisi dari kondisi lama kekondisi baru selalu diikuti dengan kondisi chaotic sebelum transisi tersebut mencapai keseimbangan baru. Karena itu, Yuswohadi meramalkan akan munculnya “gempa tektonik” dalam jagat pemasaran di Indonesia. 

Konsumen dengan daya beli tinggi namun kritis akan tumbuh dengan pesat dan akan mewarnai pembelian dan konsumsi produk dan layanan diberbagai industri. Karena itu setiap marketer dinegeri ini harus cermat memantau perubahan perilaku konsumen baru ini, dan kemudian meresponnya dengan strategi-strategi pemasaran yang relevan.

Dan dalam setiap keadaan yang tidak menentu selama “gempa tektonik” tersebut pasti terdapat banyak peluang (sekaligus ancaman) yang bisa dipetik oleh marketer. Siapa jeli, pasti dia dapat.

Lalu, 

Apakah kita akan menjadi penonton atau menjadi pemain?

It's up to you
Salam Hangat,

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.imucu.com