Tuesday, June 8, 2021

Focus is About Saying NO!

Kata ini pertama kali saya dapatkan dari Cak Steve Jobs, dan membuat saya cukup lama tertegun dan mulai mengingat banyak hal yang sudah pernah dialami sebelumnya.

Rupanya, sebagai seorang yang berasal dari suku Jawa, atau banyak suku lain di Indonesia memang pada umumnya memiliki sifap yang terkenal ramah, dan tidak enakan pada orang lain. Hal ini membuat saya sering kali mengalah dan membiarkan orang lain yang menentukan hidup saya.

Namun pada suatu titik, akhirnya saya memutuskan hanya akan mengikuti kata hati, dan "FU*K to others", atau kata Liem Sio Gie "GO TO HELL AM****A.

Pada waktu itu, saya memiliki beberapa unit usaha yang memang belum ada yg cukup besar, namun sok banyak bisnis untuk dikerjakan dalam waktu yang berbarengan.

Singkat cerita, saya memutuskan hanya fokus pada usaha yang saat ini saya tekuni.
Menutup mata pada hal lain yang berseliweran di benak pikiran dan seringkali menyentil untuk di coba. 

Alhamdulillah, sedikit demi sedikit usaha saya mulai menunjukkan hasil dan secara konstan mulai tumbuh hingga saat ini merupakan penghasilan utama saya.

Memang pada awalnya sangat sulit untuk mulai fokus hanya pada satu hal saja. Misalnya saja, saya mulai menutup semua akun medsos pribadi dan tidak menonton tv dan tidak oula membaca berita baik media cetak, online dkk.

Sy menjadi "kupdate" (kurang update), dan ketika orang mulai ngomong hal yg update saya hanya bisa melongo saja kala itu. Namun secara perlahan saya mulai terbiasa dan hidup saya kok malah tenang dan bisa tidur dengan sangat nyenyak, dan ini yang membuat perut saya semakin tambah ukurannya ha..ha..ha...

Sampai-sampai semua grup di WA saya yg membahas hal diluar topik yg diperkenankan oleh grup maka saya langsung keluar dr grup tersebut. Hal yang banyakembahas SARA dan lain sebagainya.

Satu hal yang membuat saya memutuskan pindah ke Sidoarjo pada tahun 2016 dan kemudian pada tahun 2020 saya memutuskan untuk menetap di Kota Batu Jatim yaitu semakin banyak orang yang tidak mengenal saya akan membuat hidup saya semakin tenang.

Karena saya dulu ketika tinggal di Bogor, cukup banyak yg "memanfaatkan" untuk diundang ke seminar maupun banyak yang mengajak kerjasama tapi cuman dibalas dengan ucapan terimakasih. Bukannya saya tidak mau, tapi saat ini saya lebih memutuskan untuk membesarkan bisnis dan menikmati hobi saja. 

Intinya adalah ketika Anda tidak pandai menolak rencana lain, maka bersiaplab menyusun rencana baru!

Salam Hangat,

ROZI
Entrepreneur Penyendiri

Tuesday, October 22, 2013

Seni Dalam Menjual part 1


Dalam setahun terakhir ini saya belajar dan melakukan praktek mengenai banyak hal, terutama mengenai teknik & cara menjual.

Harus diakui, tidak mudah mengikuti pasar yang terus berubah saat ini, dimana orang sudah mulai banyak yang meninggalkan membaca koran di pagi hari dan sudah digantikan dg membaca ebook atau media online seperti detik.com, kompas.com, republika.com dkk

Saya masih ingat pada tahun 2008 lalu, bagi saya pribadi sangat mudah untuk melakukan penjualan sandal Imucu secara masif. Cukup dengan memasang iklan pada Majalah atau koran yg diinginkan, maka pada bulan berikutnya iklan akan ditayangkan dan akan banyak sekali yg melakukan pembelian melalui telepon maupun datang langsung kekantor saya.

Memang ada beberapa faktor lain yg mesti diperhatikan, namun secara umum saya ingin membahas dari sisi biaya iklan yg harus saya keluarkan untuk membantu memasarkan produk sandal imucu kepada masyarakat Indonesia.

Pada saat itu sandal imucu masih terasuk kategori baru dalam pasar sandal lucu, sehingga orang masih penasaran untuk mencoba, namun saat ini membutuhkan pasar sudah mulai mengkrucut hanya pada orang yang memang menyukai produk sandal yang unik dan lucu.(nanti akan kita bahas dinamika dan update terbarunya dari sisi pemasaran pada tulisan berikutnya)

Sekedar informasi, dibutuhkan biaya antara Rp.4.000.000,- s/d Rp.6.000.000,- untuk sekali iklan pada majalah maupun koran. Bahkan untuk koran tertentu saya pernah menghabiskan biaya sekali tayang Rp.14.000.000,-/tayang iklan. 

Ini adalah contoh Iklan berbayar saya :



Berita pada tabloid Nasional


Berita pada tabloid Nasional
Cover pada sebuah majalah Nasional


Tentu saja dengan biaya sebesar itu tidak semua pengusaha pemula mampu membayarnya bukan ?

Namun saya memiliki cara pada waktu itu agar iklan atau berita saya tetap ditayangkan di media namun tanpa saya harus membayar sepeserpun.

Caranya dengan mengikuti pameran maupun membuat berita yang Bombastis mengenai bisnis kita, sehingga media akan tertarik untuk meliput usaha kita

Berikut ini adalah berita yg saya dapatkan tanpa harus membayar sepeserpun :
 Bombastis Judulnya

 
 Mengikuti Pameran & Diliput Oleh ANTV

 Mengikuti Pameran & Diliput Oleh Online Media

Namun disamping itu, dalam memasarkan produk saya pada waktu itu saya juga membuat sebuah buku yang diterbit secara nasional pada jaringan toko buku Gramedia, ini bukunya :
 Menerbitkan Buku untuk mendukung penjualan

Naaah... demikianlah beberapa cara saya dalam memasarkan sebuah produk baru pada saat itu, namun jangan lupa saya kan membahas teknik terbaru dalam menjual pada tulisan berikutnya ya


Salah Hangat,

Fatchur Rozi
Marketing is my trully Passion

Friday, October 19, 2012

Menjual tanpa "Berjualan"

Menjual adalah aktifitas yang banyak kita temukan baik itu dipasar, mall, atau bahkan pekerjaan kita sehari-hari memang adalah aktifitas menjual.

Kalau kita amati dimall atau disupermarket
Ketika kita didekati oleh marketing kartu kredit, mungkin sebagian dari kita langsung bilang "Tidak terimakasih" atau cuman memberi isyarat menolak.

Atau kalau kita mendekati rak susu anak, tentu kita merasa risih ketika ada SPG yang menjelaskan manfaat produknya dan ujung-ujungnya adalah untuk memaksa kita membeli produk tersebut. Waaah...sebel banget.

Sistem menjual dengan memberi penjelasan tentang seluruh kelebihan produk (product knowledge) terkadang malah membuat komsumen merasa risih, karena belum tentu setiap konsumen ingin tahu seluruh kelebihan produk kita. 

Tipe konsumen seperti ini malah akan "lari" ketika kita nyerocos mengenai keunggulan produk tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya mereka butuhkan.

Disini saya ingin mengajak anda untuk berpikir bukan dari sisi kita sebagai penjual, namun coba kita sesekali tidak perlu memberi penjelasan kepada konsumen. Tapi cobalah untuk "bertanya?"

Ibu, boleh kami bantu mencari produk yang sesuai dengan kebutuhan ibu?
Produk seperti apa yang ibu butuhkan?
dst
Dan bila memang yang dibutuhkan tidak ada, jangan memaksa untuk membeli
Karena ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi calon pelanggan tersebut

Yaaah..ternyata perasaan nyaman menjadi faktor yang sangat







MASA JADI KARYAWAN

-->
 Penulis berdiri paling depan kanan

Pertamakali bekerja selepas lulus kuliah dari universitas Muhammadiyah Malang tahun 2004 saya langsung diterima bekerja pada salah satu perusahaan asuransi di asuransi Rama Surabaya.

Bangga rasanya hati ini bisa diterima disebuah perusahaan bahkan disaat saya belum diwisuda. Hanya dengan berbekal nilai transkrip yang memang memiliki rata-rata nilai bagus. Namun ini rupanya tak luput dari bantuan referensi untuk dapat bekerja diperusahaan ini.

Pada waktu itu saya tidak berpikir macam-macam, termasuk bagaimana cara diterima diperusahaan tempat saya bekerja. Pikiran saya yang penting diterima kerja Titik!.

Saya diterima sebagai seorang surveyor, dimana tugasnya mensurvey subyek yang akan masuk asuransi. Dengan berjalannya waktu saya mulai menyelidiki apakah saya memiliki kesempatan untuk dapat meraih jenjang jabatan yang lebih tinggi diperusahaan ini.

Saya baru mengetahui bahwa kesempatan untuk naik posisi paling cepat adalah melalui jalur management trainee. Dan saya masuk bukan melalui jalur tersebut, hitung-hitungan saya dalam waktu beberapa tahun kedepan saya hanya akan bertahan diposisi saat ini kecuali memiliki prestasi yang sangat menonjol baru mungkin akan direferensikan dan itupun masih harus bersaing dengan para management trainee yang memang disiapkan untuk menempati posisi tersebut.

Setelah menyadari butuh waktu yang lama untuk naik posisi, saya mulai melamar kebeberapa perusahaan yang kebetulan  membuka lowongan management trainee. Tak terhitung jumlah perusahaan yang saya lamar waktu itu namun hasilnya mulai kelihatan. Satu-persatu perusahaan tersebut mulai memanggil saya untuk tes masuk.

Beberapa perusahaan memang benar membutuhkan management trainee namun beberapa perusahaan saya anggap sebagai penipu karena membuka lowongan management trainee tapi tujuan sebenarnya adalah mencari dana untuk perusahaan sekuritas. Jadi berhati-hatilah para sarjana dan calon karyawan terhadap jebakan-jebakan ini.

Kalau boleh saya memberikan tips, lamarlah pekejaan hanya pada perusahaan yang anda kenal baik mereknya, produknya maupun perusahaannya. Karena perusahaan yang tidak jelas itu sangat banyak jumlahnya. Caranya mudah, lihat saja dari format iklan lowongan yang proposional, dan jelas identitas perusahannya.

Setelah memalui beberapa perusahaan kemudian saya pindah kerja di PT. Campina Ice Cream Industry sebuah perusahaan es krim yang banyak memberikan saya pelajaran dan networking mengenai dunia wirausaha.

Kali ini saya masuk dari jalur yang benar sebagai management trainee. Sebagai management trainee diharuskan memulai karir dari bawah dengan menjadi Sales sampai posisi madya telah saya alami. Segala macam pelatihan dan training telah saya dapatkan. Dan tidak lupa semua fasilitas mulai dari Asuransi bergengsi, mobil, rumah dll telah saya dapatkan.

Menjadi seorang profesional disebuah perusahaan tidak membuat saya puas. Karena itulah saya lebih memilih untuk menjadi seorang entrepreneur.

Pada masa kuliah sebenarnya saya sudah mulai tertarik dengan dunia entrepreneur. Dimulai ketika saya membaca buku dengan judul “Kalau mau kaya ngapain sekolah” dimana Purdie Candra menjadi salah satu narasumbernya. Namun semangat itu segera surut karena saya tidak memiliki referensi lain selain lulus dengan nilai bagus dan bekeja diperusahaan bonafit.

Harapan waktu itu, setelah diterima bekerja maka hidup kita akan menjadi jauh lebih baik. Namun kenyataan memang memberikan hasil yang berbeda dengan pemikiran kita. Hal utama yang dicari seseorang setelah bekerja tentu adalah uang.

Namun setelah ditelaah kembali dengan berapapun gaji yang kita terima, pada kenyataannya uang tersebut dengan cepatnya menguap dan ditengah bulan kita kembali harus berpikir keras agar dapat bertahan hidup sampai akhir bulan. 

Anda tahu mengapa demikian?

Karena pola pikir kita yang selalu berharap mendapatkan sebanyak-banyaknya dari sedikit pekerjaan yang telah kita lakukan. Terkadang harapan kita kurang realistis. Karena alam ini tidak bekerja dengan cara berpikir seperti ini.

Coba balik pola pikir anda, mungkin kurang lebih seperti ini.

Berikanlah sebanyak-banyaknya kepada perusahaan tempat anda bekerja tanpa berharap imbalan akan diberikan secara langsung, maka niscaya keajaiban akan datang. Just do it.....never complain. Berikan perusahaan kemampuan terbaik yang dapat anda berikan.




Think positive, kita banyak mendapat pendidikan dan networking yang sangat luas. Namun kalau anda tidak dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan berkembang akan sangat disayangkan.

Jadi nikmatilah apapun pekerjaan anda saat ini, karena kepuasan itu bukan hanya diukur dari tebalnya dompet. Namun terselip dalam lubuk hati yang terdalam apabila kita dapat memberikan yang terbaik buat perusahaan yang telah menjadi bagian dari hidup kita dan keluarga.

So..enjoy your life.....

Semoga bermanfaat,

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.imucu.com

Smart Investing


Apa yang pertamakali anda bayangkan ketika melihat atau mendengar kata investasi?
Mungkin anda mengasosiasikan dengan tabungan/deposito yg banyak dibank
Atau mungkin berupa perhiasan, rumah, saham dll

Hal diatas memang terdengar seperti investasi yang menjamin masa tua kita
Namun apakah benar begitu ?

Mari kita lihat kenyataannya...

Kalau kita punya uang sebesar Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) ditahun 2011
Lalu kita depositokan dengan bunga let say 6 %/tahun
Maka kita hanya mendapatkan uang sebesar Rp.250.000 (duaratuslimapuluhribu rupiah) perbulan

Mungkin ada yg bilang lumayan nilainya naik jadi Rp. 53.000.000 ditahun 2012
Artinya kita untung sebesar 6%

Namun tahukah anda bahwa rata-rata inflasi di Indonesia setap tahunnya berkisar antara 6-10%

Kita lihat sisi positifnya, paling tidak uang kita tidak berkurang bila tingkat inflasi sebesar 6%
Tapi bagaimana kalau diatas 6%.....
Tentu nilai uang kita akan berkurang dari nilai yang kita harapkan dalam investasi jenis ini

Berikutnya, kita punya banyak perhiasan dengan harapan dapat dijual ketika harga emas sedang naik
Apakah benar demikian?

Mungkin benar bahwa nilai secara rupiah akan naik
Namun tahukah anda bahwa ada biaya produksi yg dimasukkan kedalam harga sebuah perhiasan
Dan tentunya akan mengurangi nilai dari harga perhiasan tersebut
Berbeda dengan emas murni yang secara nilai lebih stabil
Kita akan bahas lebih dalam pada tulisan selanjutnya

Ada yang bilang "emas tidak akan membuat kita kaya, namun membuat kita tetap kaya"

Punya rumah dengan anggapan bahwa ini adalah harta kita
Apakah benar demikian?

Coba saya tanya kepada anda
Kalau rumah kita bocor atau ada yang perlu diperbaiki
Darimana uang kita untuk memperbaikinya, mungkin anda menjawab dari gaji/usaha atau tabungan

Berikutnya, kalau ada tagihan telepon, air, listrik
Darimanakah uang untuk membayarnya?

Kalau ada surat tagihan pajak setiap tahunnya
Darimanakah uang untuk membayarnya?

Mungkin jawaban anda sama yakni dari gaji/usaha atau tabungan

Apakah ini yang disebut investasi
bukankah kita harus mendapat untung dari investasi

Nah kok yang ini kita malah harus rutin membayar tagihan buat investasi tersebut

Lalu bagaimanakah investasi yang menguntungkan itu?
 Ikuti terus tulisan berikutnya pada bagian dua

Terimakasih

Salam Smart Investing

Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.imucu.com

Kenapa dompetku selalu kosong???

Pernahkan kita menyadari bahwa uang kita yang ada di dompet tinggal Rp. 10.000 padahal masih tanggal muda.
Atau mungkin setelah menerima gaji.... lalu kita hitung bayar cicilan ini, cicilan itu lalu sisanya kok cuma 200.000

Lalu kita bertanya.... kenapa saya tidak pernah memiliki uang lebih, selalu saja kurang.

Sebagian dari kita berpikiran.. waahhh enak juga kalau punya kerjaan yang lebih baik dengan gaji lebih gede lalu pindah kerja ke perusahaan "A" atau naik posisi ke Manajer mungkin akan lebih baik.

Pertanyaannya adalah..... apakah ada jaminan setelah mendapatkan kerja diperusahaan "A" dan naik posisi sebagai manajer akan membuat hidup kita jauh lebih baik?

Saya punya cara gampang melihat dan mengukur apakah karir atau perusahaan yang kita tempati sekarang sudah tepat atau malah membuat kita tambah miskin.






Kalau hal ini selalu saja terjadi berulang-ulang selama bertahun-tahun. Maka tanpa sadar alam bawah sadar kita akan berkata bahwa saya memang tidak pernah punya uang lebih. Hati-hati dengan pikiran kita, karena meskipun ini hanya terlintas dan gak jelas arahnya kemana bisa jadi ini akan menjadi kenyataan.

Kalau kita berpikir tidak punya uang, maka itulah yang terjadi.
Tinggal dibalik saja

Kalau kita ingat kembali waktu kita SMP atau SMA kita pasti diajari untuk percaya bahwa definisi dari uang adalah "pengganti nilai tukar atau nilai tambah" kurang lebihnya akan seperti itu.

Saya sendiripun juga masih mempercayainya sampai dimana saya disadarkan bahwa uang bukan hanya sekedar nilai tukar atau nilai tambah. Namun uang memiliki arti yang jauh lebih luas dibandingkan hanya sekedar nilai tukar.

Definisi uang seperti di ungkapkan Brad Sugars yakni "Idea backed by Confidence & Actions".

Disini ada tiga pokok pemikiran :
1. Ide
2. Percaya Diri
3. Lakukan

Apa maksudnya.....
Mari kita beri contoh biar lebih mudah :

Pernahkah anda bangun ditengah malam dan tidak bisa tidur karena ada ide yang sangat brilliant dan malam itu juga anda duduk didepan komputer dan mengetiknya sampai selesai.
Namun ini hanyalah sekedar ide apabila anda tidak punya percaya diri untuk mengungkapkan ide ini pada orang lain.

Artinya percuma punya ide bagus kalau tidk bisa menunjukkan pada orang lain.




CLARITY (Pencerahan)


Ketika putri pertama kami lahir, kata CLARITY langsung kami sisipkan pada namanya, lengkapnya “Clarity Aiko Elfathritzi” agak susah memang melafalkan. Tapi kami punya tujuan, bahwasanya setiap kali kami menyebut namanya maka kami akan selalu ingat dengan pencerahan yang pernah kami dapatkan beberapa tahun silam.

Clarity kurang lebih dalam bahasa Indonesia berarti pencerahan. Nabi Muhammad mendapat pencerahan ketika Malaikat Jibril mendatanginya sebelum menjadi rosululloh. Budha mendapat pencerahan ketika melihat burung yang sedang kelaparan, akhirnya dia mengerat dagingnya sendiri untuk diberikan sebagai makanan bagi hewan tersebut. Tung Desem Waringin mendapat pencerahan ketika orangtuanya berobat kesingapura dan dia tidak mampu membiayainya. Ustadz muda Yusuf Mansyur mendapat pencerahan ketika dipenjara dia melihat semut yang sedang kelaparan dan diberinya makanan. Tanpa bermaksud menyetarakan diri dengan contoh diatas, tiap-tiap diri kita juga mengalami pencerahan baik dalam skala kecil maupun besar.

Pencerahan biasanya didapat melalui hal-hal berikut :
1. Ketika dalam masalah besar
2. Hati terbuka & Pasrah
3. Mencari Sesuatu

Dalam sebuah seminar bersama Action Coach dihotel Sultan Jakarta. Pencerahan itu muncul kembali, namun kali ini lebih detail dan terarah. Clarity (pencerahan) muncul ketika kita menemukan sesuatu hal yang baru dari sisi apapun dan dimanapun oleh siapapun. Ketika sedang bingung mencari pekerjaan lain yang lebih layak dan menjamin hidup tiba-tiba saya tersentak dengan ungkapan Coach Yusa’ waktu itu. Definisi dari J.O.B (Just Over Broke), lha wong saya lagi nyari JOB (pekerjaan) kok malah dibilang arti dari JOB yakni “tinggal menunggu bangkrut”.
Kebingungan saya belum berakhir karena selama 2 hari saya dituntut untuk banyak merenung dan berbicara dengan diri sendiri, pertanyaan “why” diulang dan dijawab sampai habis.

Rumusnya : Question + Answer + Question + Answer = Clarity

Artinya : Segala permasalahan pasti ada jawabannya, yang harus dilakukan Cuma bertanya (Why) dalam diri dan jawab pertanyaan tersebut.

Contoh :
Q : (Why) Mengapa saya ingin pindah kerja
A : (Answer) Karena saya ingin hidup enak
Q : (Why) Mengapa saya ingin hidup enak
A : (Answer) Karena saya ingin membahagiakan keluarga
Q : (Why) Mengapa saya ingin membahagiakan keluarga
A: (Answer) Karena keluarga memiliki arti penting bagi hidup saya
Q : (Why) Mengapa keluarga memiliki arti penting bagi hidup saya
A : (Answer) Karena saya ingin membahagiakan mereka
Q : (Why) Mengapa saya ingin membahagiakan mereka
A : (Answer) Karena hidup saya tidak berarti & tidak bahagia tanpa mereka dst…….

Begitulah Question & Answer dilakukan berulang-ulang sampai selesai, maka kita akan mendapat jawaban yang kadang kita tidak mengerti bahwa sebenarnya kita telah memiliki solusi dari diri kita sendiri, Cuma belum digali dengan peralatan yang benar.

Apa itu peralatan yang tepat, Q + A + Q + A + Q + A = Clarity

Jadi untuk mendapat pencerahan ternyata tidak sulit, cukup praktekkan rumus diatas. Semoga Berhasil mendapat pencerahan.

Salam Dahsyat!!!!!

R O Z I