Pada tulisan kali ini saya memenuhi janji sebelumnya dan akan membahas mengenai keuntungan berinvestasi melalui emas
Rasanya, hampir tak ada wanita yang tak akrab dengan perhiasan emas. Tetapi, seberapa banyak kaum hawa yang memakai perhiasan emas untuk tujuan investasi ?
Banyak, tentu saja.
Ketika berinvestasi, wanita menginginkan suatu
produk yang ada wujudnya, bisa dipegang dan dapat dilihat. Itu sebabnya
pilihan wanita untuk berinvestasi tak jauh bentuknya dari tabungan,
deposito, emas, dan properti
Namun kini emas bukan lagi monopoli kaum hawa
Karena banyak juga para pria yang mengoleksi emas murni sebagai investasinya
Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi karena
nilainya cenderung stabil dan naik. Sangat jarang sekali harga emas
turun. Dan lagi, emas adalah alat yang dapat digunakan untuk menangkal
inflasi yang kerap terjadi setiap tahunnya.
Emas tersedia dalam berbagai macam bentuk, mulai dari batangan atau
lantakan, koin emas dan emas perhiasan.
Disebut emas batangan karena
emas ini berbentuk seperti batangan pipih atau batubata,
dimana kadar emasnya adalah 22 atau 24 karat, atau apabila dalam
persentase adalah 95% dan 99%.
Jenis emas ini adalah yang terbaik untuk
investasi karena dimana pun dan kapan pun Anda ingin menjualnya,
nilainya akan sama. Keuntungan Investasi emas banyak dipilih karena nilai emas mengikuti standar internasional yang berlaku nilainya pada hari penjualan lagi.
Kemudian, yang kedua adalah emas koin, dimana bentuk emas seperti ini
adalah salah satu bentuk lain dari emas batangan yang sudah dibentuk
menjadi koin emas murni.
Nilai dan kadarnya pun sama dengan emas
batangan. Yang perlu diketahui adalah bahwa emas koin bagus untuk
investasi. Namun sayangnya, sekarang emas koin sudah sulit untuk
dijumpai lagi di toko-toko emas.
Bagaimana dengan emas perhiasan? Walaupun emas berbentuk perhiasan
sangat disukai oleh perempuan, tapi umumnya emas perhiasan kurang baik
untuk dijadikan media investasi. Mengapa? Sebab, emas perhiasan
membutuhkan jasa pembuatan tertentu untuk bisa memiliki ciri yang khas
seperti itu. Itulah sebabnya, emas perhiasan membebankan biaya pembuatan
kepada pembelinya.
Sehingga, selain Anda membeli emasnya, Anda juga akan membayar ongkos
pembuatan. Belum lagi kalau berbicara mengenai modelnya yang sudah
tidak up-to-date lagi alias ketinggalan jaman.
Pedagang di toko emas pun harus siap menanggung ketidakaslian emasnya
dan juga turunnya kadar emas tersebut. Jadi, kalaupun mereka membelinya
lagi, mereka harus melebur emas tersebut. Itulah sebabnya, emas
perhiasan harganya akan turun ketika kita jual.
Jadi, buat Anda yang punya keinginan untuk membeli emas jenis apapun,
pastikan kembali bahwa Anda mendapatkan sertifikat yang berisikan berat
dan kadar dari emas tersebut serta bukti pembelian emasnya. Agar lebih
yakinnya, khusus untuk emas batangan dan lantakan, di Jakarta, Anda
dapat membelinya langsung pada P.T. Aneka Tambang pada unit pengolahan
dan pemurnian logam yang
berlokasi di Jl. Pemuda, Jakarta Timur. Ukurannya mulai dari berat 2.5,
5 dan 10 gram. Jadi, jangan ragu-ragu, ya, untuk berinvestasi dalam
bentuk emas.
Kenapa emas sangat disarankan sebagai sarana investasi dibandingkan menyimpan uang direkening bank?
Mari kita hitung secara sederhana saja :
Apabila ditahun 2011 ini saya memiliki uang Rp. 1jt
Pilihan pertama, saya akan taruh uang tersebut direkening bank selama 10 tahun
Apakah aman? tentu saja aman
Apakah jumlahnya berkurang? jawabannya tidak
Lalu apa ruginya menyimpan uang rupiah dalam rekening?
Jawabannya mudah saja, kita tentu tahu nilai Rupiah selalu mengalami inflasi (nilainya turun terhadap US$) sekitar 7% dalam setahun
Coba hitung berapa nilai inflasi dari uang yang kita simpan dalam rekening tersebut selama 10 tahun
Uang kita Rp.1.000.000 - 7%(inflasi pertahun)
7%(inflasi pertahun) x 10 tahun (periode investasi) = 70% (total nilai inflasi selama 10 tahun)
Jadi Rp.1.000.000 - Rp.700.000 (dikurangi 70% inflasi) = Rp.300.000
Kesimpulannya : apabila kita punya uang 1jt dan disimpan dalam rekening selama 10 tahun maka nilainya dalam periode tersebut akan menyusut dan hanya menjadi sekitar Rp.300.000 woooooww...
Namun jumlah rupiahnya tetap Rp.1jt cuma nilainya saja yang turun
Coba bandingkan bila kita berinvestasi melalui emas logam mulia sbb:
Kita memiliki uang sebesar Rp.1jt dan dibelikan emas dan disimpan selama 10 tahun
Estimasi kenaikan nilai emas dalam 1 tahun adalah sebesar 25%
Jadi dalam 10 tahun kenaikan nilai emas tersebut bisa dihitung sbb 25% x 10 tahun = 250%
Emas senilai Rp.1jt ditahun 2011 akan mengalami kenaikan nilai sebesar 250% dalam sepuluh tahun kemudian
Bila dihitung nilainya akan seperti berikut :
Rp.1.000.000 + 250% = Rp.3.500.000,-
Jadi dengan sama-sama menginvestasikan uang kita sebesar Rp.1jt
Hasil yang didapat dalam 10 tahun kemudian akan berbeda dengan sangat signifikan
Jadi....
Apakah anda masih mau menyimpan uang di bank?
Anda dapat mengupdate selalu harga emas di di www.logammulia.com
Salam Investasi dengan emas,
Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
Wednesday, October 19, 2011
Tuesday, October 18, 2011
Borderless world
Malam ini saya iseng-iseng melihat status diblog saya
Namun, sebagian berasal dari negara lain seperti dari Amerika Serikat
Khusus pengunjung dari negara ini bisa sampai seperempatnya wuuiihh....
Netters dari negara lainnya yang mengaskses blog ini secara berurutan berasal dari :
1. Indonesia
2. Amerika Serikat
3. Malaysia
4. Kanada
5. Inggris
6. Jerman
7. Qatar
8. Hongkong
9. Ukraina
10. Vietnam
Mungkin ini merupakan salah satu yang disebut dengan dunia tanpa batas
Artinya, siapapun dan dimanapun bisa mengakses informasi kapan saja
Jadi malu kalau melihat begitu banyaknya orang yang belajar meskipun berbeda jarak dan waktu
Mungkin juga sudah saatnya kita melakukan hal yang sama
Belajar kepada siapasaja dan dimana saja
Tidak peduli kita belajar kepada orang terkenal maupun hanya mahasiswa yang senang menulis melalu blog maupun websitenya
Dan lebih enak lagi...
Orang seperti saya bisa melakukannya hanya dari meja rumah sederhana saya di Bogor
Sambil melihat Aiko dan Nasywa bermain dan nonton tv
Ditemani segelas teh hangat dan jamur crispy buatan sendiri
Sungguh nikmat luar biasa...
Salam Belajar sambil Nyantai,
Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
www.facebook.com/fatchurrozif1
Friday, October 14, 2011
Hanya Orang Tidur Yang Tidak Berbuat Salah
Dalam menjalani dunia entrepreneur banyak sekali hal yang saya alami
Ada yang sedih dan ada yang senang
Termasuk berbicara soal Ke-GAGALAN ini adalah hal yang paling sensitif dan sangat personal
Teman-teman saya biasa menyebut kegagalan dengan "belum berhasil" (padahal sama saja he..he...)
Beberapa bulan ini saya dihadapkan pada banyaknya kegagalan yang terjadi dalam bisnis saya
Bayangkan saja....
Dalam waktu 4 bulan saya sudah menjalani lebih dari 7 bisnis baru yang berakhir pada semakin sering saya mengalami kegagalan
Sungguh tidak mudah menghadapinya...
Sampai-sampai saya puasa melakukan semua hal baru dan lebih memilih untuk beristirahat saja dirumah dari pada modal semakin lama semakin menipis karena melakukan manuver yang tidak terkontro
Namun.... ungkapan dari pendiri IKEA ini sungguh menenangkan hati dan mental saya untuk segera berani Action dan memulai bergerak daripada tidak berbuat salah karena kita diam.
Ingvar Kampard berkata "Hanya orang yang tidur yang tidak berbuat salah" artinya berbuat salah itu wajar namanya juga kita melakukan hal baru.
Namun....jangan lupa koreksi diri dan terus bergerak maju
Karena orang lain juga terus bergerak maju, jadi kita jangan diam saja menunggu belas kasihan orang lain
Jangan lupa "Tangan diatas lebih baik daripada tangan diatas"
Kalau kita berhenti kita tidak akan bisa lagi berbuat untuk banyak orang
Tidak bisa lagi beramal seperti yang seharusnya kita lakukan
Intinya...
Kini saya siap untuk bergerak
Siap untuk maju lagi
Jadi tunggu saya teman-teman
"Ayo kita saling menyalip ditikungan lagi"
Salam Menyalip ala STONER,
Fatchur Rozi
http://imucu.com
http://fatchur-rozi.blogspot.com
Ada yang sedih dan ada yang senang
Termasuk berbicara soal Ke-GAGALAN ini adalah hal yang paling sensitif dan sangat personal
Teman-teman saya biasa menyebut kegagalan dengan "belum berhasil" (padahal sama saja he..he...)
Beberapa bulan ini saya dihadapkan pada banyaknya kegagalan yang terjadi dalam bisnis saya
Bayangkan saja....
Dalam waktu 4 bulan saya sudah menjalani lebih dari 7 bisnis baru yang berakhir pada semakin sering saya mengalami kegagalan
Sungguh tidak mudah menghadapinya...
Sampai-sampai saya puasa melakukan semua hal baru dan lebih memilih untuk beristirahat saja dirumah dari pada modal semakin lama semakin menipis karena melakukan manuver yang tidak terkontro
Namun.... ungkapan dari pendiri IKEA ini sungguh menenangkan hati dan mental saya untuk segera berani Action dan memulai bergerak daripada tidak berbuat salah karena kita diam.
Ingvar Kampard berkata "Hanya orang yang tidur yang tidak berbuat salah" artinya berbuat salah itu wajar namanya juga kita melakukan hal baru.
Namun....jangan lupa koreksi diri dan terus bergerak maju
Karena orang lain juga terus bergerak maju, jadi kita jangan diam saja menunggu belas kasihan orang lain
Jangan lupa "Tangan diatas lebih baik daripada tangan diatas"
Kalau kita berhenti kita tidak akan bisa lagi berbuat untuk banyak orang
Tidak bisa lagi beramal seperti yang seharusnya kita lakukan
Intinya...
Kini saya siap untuk bergerak
Siap untuk maju lagi
Jadi tunggu saya teman-teman
"Ayo kita saling menyalip ditikungan lagi"
Salam Menyalip ala STONER,
Fatchur Rozi
http://imucu.com
http://fatchur-rozi.blogspot.com
Thursday, October 13, 2011
Business Circle
Business Circle
Dalam sesi sebelumnya ada mahasiswa yang bertanya mengenai bagaimana mengatasi masalah dalam berbisnis.
Lalu saya teringat dengan rumus diatas
Maksudnya kurang lebih seperti ini...
Dalam berbisnis atau memulai usaha yang penting kita Action terlebih dahulu
Tidak usah banyak berpikir, karena kalau sudah terlalu banyak berpikir yang ada biasanya adalah tidak jadi memulai usaha karena takut
Setelah kita Action tentu akan timbul Masalah/Problem dalam bisnis tersebut
Mungkin tidak laku atau mungkin hal lainnya..
Naah...disinilah waktunya kita melakukan Evaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan
Kalau kurang promosi, berarti kita mulai pikirkan cara berpromosi yang tepat
Atau banyak masukan dari pelanggan yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya oleh kita
Namun yang pasti, Evaluasi baru bisa dilakukan apabila Action sudah dilakukan
Berikutnya yang terakhir yakni Solusi
Apabila sudah melakukan evaluasi tentu kita akan menemukan solusi yang harus segera diimplementasikan
Karena rumus ini bentuknya bulat
Jadi, setelah ditemukan solusi tentu kita akan kembali ke proses awal yakni Action Setelah Action tentu akan timbul lagi masalah/problem
Lalu kita akan Evaluasi lagi dan akan ketemu solusi begitu seterusnya
Saya rasa rumus ini cocok sekali dengan dunia usaha
Karena kita para pengusaha memang tidak boleh berhenti berinovasi
Dan terus bergerak sesuai dengan dinamika bisnis yang kita tekuni
Oke, saya rasa cukup sharing kali ini....
Saya harus segera mengisi sesi seminar berikutnya
Salam Hangat,
Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
Friday, September 23, 2011
The Beautiful MAGIC world
Bersama Pak Indro Julian Sang Empu Sulap Indonesia
Beberapa waktu yang lalu saya mendapat kesempatan yang sangat langka & istimewa
Akhirnya saya mendapat kesempatan untuk belajar ilmu sulap langsung dari guru besar sulap Indonesia Pak Indro Julian
Sekedar Info, Pak Julian (panggilan akrab beliau) Juga guru sulap dari beberapa pesulap besar negeri ini seperti Uya Kuya dan Demian
Berarti saya adik kelas Uya & Demian dooong he..he..he..
Belajar ilmu sulap adalah impian saya semenjak kecil dan kini sudah kesampaian.
Tidak terhitung sudah berapa banyak orang yang terpukau dengan teknik sulap yang saya peragakan.
Meskipun teknik tersebut adalah teknik sederhana seperti membengkokkan sendok, merubah daun menjadi uang, menghilangkan koin, memperbanyak uang, Koin tembus dari mata ke belakang kepala, menyetir mobil sambil ditutup mata dll
Saya lebih tertarik dengan sulap yang tidak memerlukan peralatan khusus karena bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Kini, dunia sulap bukan lagi sesuatu yang tidak bisa dijangkau
Siapapun bisa belajar, karena kini sulap banyak diajarkan di Mal-mal
Anak saya si Aiko 5th, senang sekali mempertunjukkan sulap yang saya ajarkan kepada teman-temannya.
Rupanya sulap juga baik buat menumbuhkan kepercayaan diri anak-anak
Jadi....
Apakah anda juga suka belajar sulap seperti saya?
MAGIC made the world more beatutiful
Salam Hangat,
Fatchur Rozi
http://fatchur-rozi.blogspot.com
Friday, August 26, 2011
Obrolan Katrok Anak Muda
Kemaren terkesan dengan obrolan sahabat saya yang satu ini.
Denni Delyandri pemilik kerajaan bisnis oleh-oleh khas Batam dan memiliki prestasi segudang ini.
Ditengah kelakar yang kita bincangkan, ternyata ada celetukan yang cukup serius mengenai semangat yang dimilikinya.
Kunci dari kesuksesan saya cuma satu
Bisnis ala semut
Nah lho...tambah bingung aja khan..????
Artinya kalau kita mentok, cepet belok action lagi
Kepentok lagi belok lagi dst...
Sampai akhirnya ketemu dengan bisnis atau cara yg cocok dengan kita
tentu saja cocok dengan uang yang diperoleh hahahahah
Ternyata tipis sekali jarak antara orang sukses dengan yang putus asa
Wallahua'lambisshawab
Fatchur Rozi
Monday, August 15, 2011
School, Homeschool, dan Flexi-school
Berbeda dengan kebiasaan di Amerika Serikat yang lebih populer dengan sebutan homeschooling, para praktisi pendidikan rumah di Inggris lebih menyukai sebutan "home education" atau kalau diterjemahkan adalahpendidikanrumah. Sebab, education maknanya lebih luas dan daripadaschooling yang merupakan satu bentuk pendidikan yang tersruktur.
Di luar sekolah (schooling) dan pendidikanrumah (home-ed), di Inggris mengenal model lain yaitu flexi-schooling. Ada lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pendidikan beberapa hari dalam seminggu (2-3 hari) atau term, ke sekolah. Sisanya, siswa belajar sendiri di luar lembaga tersebut.
Nah, lembaga yang menyediakan layanan pendidikan 3 hari dalam seminggu itu tidak disebut home education atau homeschooling. Tetapi lembaga itu masuk kategori flexi schooling, alias sekolah fleksibel. Posisi flexi
schooling berada di antara homeschooling/home education dan schooling.
***
Aku ingin menjadikan tulisan mengenai praktek pendidikan di Inggris itu sebagai refleksi tentang penggunaan istilah homeschooling di Indonesia.
Di belahan dunia manapun, baik di Amerika, Inggris, Australia, Philipina, dll; yang disebut homeschooling atau home education adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga. Kalau pendidikan diselenggarakan oleh sebuah lembaga tertentu, maka sebutannya PASTI bukan disebut homeschooling atau home education. Sebutan untuk lembaga pendidikan itu bisa bermacam-macam: school, academy, dsb.
Nah, di Indonesia ini banyak sekali lembaga-lembaga yang menyebutkan diri sebagai homeschooling. "Homeschooling ABC" atau "XYZ Homeschooling". Penyebutan lembaga-lembaga dengan sebutan homeschooling itu menimbulkan kerancuan dan tidak sehat dalam proses edukasi masyarakat.
Masyarakat mendapatkan informasi yang salah tentang homeschooling. Akibatnya, pertanyaan-pertanyaan tentang homeschooling pun menjadi aneh: berapa biaya masuk homeschooling, adakah lokasi homeschooling di dekat rumah saya, bagaimana mendapatkan franchise homeschooling, bagaimana cara mendirikan homeschooling, dsb?
Beberapa praktisi dan pemerhati homeschooling sudah berulang kali mengingatkan bahwa sebutan homeschooling itu untuk keluarga, bukan lembaga. Tetapi, suara itu kalah gempita dibandingkan promosi "homeschooling ABC" yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bisnis yang menggelontorkan banyak dana untuk mendapatkan siswa.
***
Melalui posting ini, aku ingin menuliskan sekali lagi tentang penggunaan istilah homeschooling ini, sebelum kondisinya semakin parah dan Indonesia menjadi bahan cemoohan di dunia internasional akibat nafsu bisnis yang disalurkan dengan cara yang tidak sehat ini.
Mengulang prolog posting ini, diantara sekolah (schooling) dan sekolahrumah (homeschooling) itu sebenarnya ada satu kategori yang disebut flexi-schooling. Nah, lembaga-lembaga di Indonesia yang menyebutkan diri sebagai "homeschooling ABC" atau "XYZ Homeschooling" itu sebenarnya masuk dalam kategori "flexi-school".
Dia disebut school (sekolah) karena dia adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan serupa dengan sekolah formal. Dia dibedakan dengan sekolah yang biasa karena pendekatannya berbeda: masuk 2-3 hari/minggu, menggunakan pendekatan yg berbeda, dsb. Tetapi dia bukan homeschooling.
Apa yang salah dengan sebutan flexi-school?
Mengapa tetap ingin menggunakan sebutan homeschooling untuk nama lemabaga? Bukankah flexi-school adalah sebuah inovasi pendidikan yang keren juga? Bukankah ada banyak kelompok masyarakat yang membutuhkan pendidikan dengan model flexi-school? Mereka tak cocok dengan sekolah, tetapi mereka juga tak sanggup menyelenggarakan sendiri pendidikan di rumah (homeschooling/home ed).
Bukankah keren juga kalau sebutannya adalah "PKBM ABC", "Lembaga Pendidikan CDE", "Sekolah Fleksi XYZ" atau sebutan-sebutan lain yang intinya adalah menyelenggarakan pendidikan yang fleksibel?
Mengenai sebutan itu, ada sebagian lembaga yang berdalih bahwa mereka adalah Komunitas Homeschooling. Sebutan komunitas ini juga perlu dilihat dengan cemat. Praktek yang umum di dunia internasional, yang disebut komunitas itu adalah kumpulan dari para anggota yang melakukan kegiatan bersama; model pengelolaan dan pembiayaannya bersifat kolektif.
Komunitas bukanlah lembaga yang dimiliki satu orang, apalagi lembaga yang tujuannya untuk mencari keuntungan bisnis.
***
Sekali lagi, mari kita tempatkan istilah-istilah itu pada tempatnya yang tepat. Sekolah adalah sekolah, dia masuk dalam jalur pendidikan formal. Sekolah fleksi adalah lembaga pendidikan non-formal. Sekolahrumah atau pendidikanrumah adalah pendidikan keluarga yang berada dalam pendidikan informal.
Dengan mulai menempatkan hal-hal pada tempatnya yang tepat, semoga kita menjadi bagian dari solusi untuk mengedukasi masyarakat, bukan bagian dari pembuat masalah.
Di luar sekolah (schooling) dan pendidikanrumah (home-ed), di Inggris mengenal model lain yaitu flexi-schooling. Ada lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pendidikan beberapa hari dalam seminggu (2-3 hari) atau term, ke sekolah. Sisanya, siswa belajar sendiri di luar lembaga tersebut.
Nah, lembaga yang menyediakan layanan pendidikan 3 hari dalam seminggu itu tidak disebut home education atau homeschooling. Tetapi lembaga itu masuk kategori flexi schooling, alias sekolah fleksibel. Posisi flexi
schooling berada di antara homeschooling/home education dan schooling.
***
Aku ingin menjadikan tulisan mengenai praktek pendidikan di Inggris itu sebagai refleksi tentang penggunaan istilah homeschooling di Indonesia.
Di belahan dunia manapun, baik di Amerika, Inggris, Australia, Philipina, dll; yang disebut homeschooling atau home education adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga. Kalau pendidikan diselenggarakan oleh sebuah lembaga tertentu, maka sebutannya PASTI bukan disebut homeschooling atau home education. Sebutan untuk lembaga pendidikan itu bisa bermacam-macam: school, academy, dsb.
Nah, di Indonesia ini banyak sekali lembaga-lembaga yang menyebutkan diri sebagai homeschooling. "Homeschooling ABC" atau "XYZ Homeschooling". Penyebutan lembaga-lembaga dengan sebutan homeschooling itu menimbulkan kerancuan dan tidak sehat dalam proses edukasi masyarakat.
Masyarakat mendapatkan informasi yang salah tentang homeschooling. Akibatnya, pertanyaan-pertanyaan tentang homeschooling pun menjadi aneh: berapa biaya masuk homeschooling, adakah lokasi homeschooling di dekat rumah saya, bagaimana mendapatkan franchise homeschooling, bagaimana cara mendirikan homeschooling, dsb?
Beberapa praktisi dan pemerhati homeschooling sudah berulang kali mengingatkan bahwa sebutan homeschooling itu untuk keluarga, bukan lembaga. Tetapi, suara itu kalah gempita dibandingkan promosi "homeschooling ABC" yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bisnis yang menggelontorkan banyak dana untuk mendapatkan siswa.
***
Melalui posting ini, aku ingin menuliskan sekali lagi tentang penggunaan istilah homeschooling ini, sebelum kondisinya semakin parah dan Indonesia menjadi bahan cemoohan di dunia internasional akibat nafsu bisnis yang disalurkan dengan cara yang tidak sehat ini.
Mengulang prolog posting ini, diantara sekolah (schooling) dan sekolahrumah (homeschooling) itu sebenarnya ada satu kategori yang disebut flexi-schooling. Nah, lembaga-lembaga di Indonesia yang menyebutkan diri sebagai "homeschooling ABC" atau "XYZ Homeschooling" itu sebenarnya masuk dalam kategori "flexi-school".
Dia disebut school (sekolah) karena dia adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan serupa dengan sekolah formal. Dia dibedakan dengan sekolah yang biasa karena pendekatannya berbeda: masuk 2-3 hari/minggu, menggunakan pendekatan yg berbeda, dsb. Tetapi dia bukan homeschooling.
Apa yang salah dengan sebutan flexi-school?
Mengapa tetap ingin menggunakan sebutan homeschooling untuk nama lemabaga? Bukankah flexi-school adalah sebuah inovasi pendidikan yang keren juga? Bukankah ada banyak kelompok masyarakat yang membutuhkan pendidikan dengan model flexi-school? Mereka tak cocok dengan sekolah, tetapi mereka juga tak sanggup menyelenggarakan sendiri pendidikan di rumah (homeschooling/home ed).
Bukankah keren juga kalau sebutannya adalah "PKBM ABC", "Lembaga Pendidikan CDE", "Sekolah Fleksi XYZ" atau sebutan-sebutan lain yang intinya adalah menyelenggarakan pendidikan yang fleksibel?
Mengenai sebutan itu, ada sebagian lembaga yang berdalih bahwa mereka adalah Komunitas Homeschooling. Sebutan komunitas ini juga perlu dilihat dengan cemat. Praktek yang umum di dunia internasional, yang disebut komunitas itu adalah kumpulan dari para anggota yang melakukan kegiatan bersama; model pengelolaan dan pembiayaannya bersifat kolektif.
Komunitas bukanlah lembaga yang dimiliki satu orang, apalagi lembaga yang tujuannya untuk mencari keuntungan bisnis.
***
Sekali lagi, mari kita tempatkan istilah-istilah itu pada tempatnya yang tepat. Sekolah adalah sekolah, dia masuk dalam jalur pendidikan formal. Sekolah fleksi adalah lembaga pendidikan non-formal. Sekolahrumah atau pendidikanrumah adalah pendidikan keluarga yang berada dalam pendidikan informal.
Dengan mulai menempatkan hal-hal pada tempatnya yang tepat, semoga kita menjadi bagian dari solusi untuk mengedukasi masyarakat, bukan bagian dari pembuat masalah.
Sumber:
http://rumahinspirasi.com/homeschooling/school-homeschool-flexi-school/
Subscribe to:
Posts (Atom)